Plantation Team
Kami siap menyongsong swasembada Gula Nasional
Pembangunan Pabrik PT. GMM-Blora
Pembangunan pabrik PT. GMM Blora didirikan sejak tahun 2012 sebagai sumbangsih kami pada SWASEMBADA gula Nasional
PT. Gendhis Multi Manis (GMM) Blora
Sumbangsih Kami pada Swasembada Gula Nasional
Kerjasama BRI dan PT. GMM dalam bentuk program KKPE-BRI
Terima kasih kepada BRI atas kepercayaan dan pelayanan yang tulus kepada PT. GMM dan para petani plasma-nya
Single Bud Planting menggunakan Polybag
PG Blora mempersiapkan 1.500.000 bibit tebu unggul dengan sistem Single Bud Planting (SBP)
Kamis, 05 Juni 2014
Pabrik Gula Blora Mulai Beroperasi, Tahap Awal Giling 4000 Ton Tebu Per Hari
Giling tebu perdana di Pabrik Gula (PG) Blora, Rabu (4/6) kemarin ditandai dengan penekanan sirine oleh Dirut PT.GMM Kamadjaya bersama dengan para tamu undangan. (rs-infoblora) |
Pada giling tebu perdana kemarin diramaikan dengan Pesta Rakyat yang dikomandani seniman nasional dari Yogyakarta, Butet Kartaredjasa dan Djaduk Ferianto melengkapi peresmian pabrik tersebut.
"Kami
mampu menggiling 6.000 ton tebu setiap harinya atau setara 4.000 truk
tebu. Namun, awal ini kami menggiling 4.000 ton tebu per hari," kata
Presiden Direktur PT Gendhis Multi Manis, Kamadjaya.
Kebutuhan
gula nasional saat ini sekitar 5,75 juta ton per tahun. Dari jumlah
itu, pabrik gula di Indonesia hanya bisa memasok sekitar 40 persen.
Kekurangannya terpaksa mengimpor dari negara lain.
Peresmian
operasional Pabrik gula Blora (PT GMM) itu dimeriahkan Pesta Rakyat,
semacam cengbengan pada pabrik gula buatan Belanda. Dalam Pesta Rakyat
itu, kedudukan petani atau rakyat dengan pengusaha pabrik gula adalah
setara.
"Itu untuk menghapus kesan feodal yang
selama ini ada di pabrik gula. Di sini, petani dan bos pabrik setara.
Pesta Rakyat di pabrik gula Blora memang berbeda dengan cengbengan
pabrik gula peninggalan Belanda," kata Butet Kartaredjasa.
Lukisan mural di dinding Pabrik Gula (PG) Blora. (rs-infoblora) |
Dinding pabrik gula itu juga berbeda dengan pabrik gula lainnya. Lukisan mural sengaja dihadirkan di sana sehingga kesan seni sangat kental di pabrik tersebut. Ada dua sosok petani kekar di sana. Ada kata-kata penggugah semangat bertani dan kebersamaan dalam bahasa Jawa "Tebune Lemu-lemu" (tebunya gemuk-gemuk) dan "Kanggo Urip Bebarengan" (Untuk hidup bersama). Falsafah hidup komunitas Samin berusaha dituangkan di lukisan mural tersebut.
Pabrik itu mempekerjakan 1.000 lebih tenaga kerja dan melibatkan sekitar 20.000 petani tebu di Kabupaten Blora. "Pabrik
itu mulai dibangun pada Juni 2011 dengan investasi Rp 1,8 triliun. Saya
optimistis pabrik itu bisa memproduksi gula yang berkualitas baik,
sebab tebu di Blora rendamannya mencapai 8 persen. Lalu, bagi hasil
dengan petani tebu 70 persen untuk petani dan 30 persen untuk pabrik.
Sementara itu, pabrik gula milik pemerintah memasang aturan 66 persen
untuk petani dan 34 persen untuk pabrik.
“Jadi, kami menghargai lebih banyak untuk petani," tutur Kamadjaya, pria berambut gondrong yang disemir dengan aneka warna ini.
Saya
yakin dengan sistem bagi hasil 70:30, pabrik kami masih tetap
mendapatkan untung. Bila dihitung, saya perkirakan bisa mencapai BEP
setelah beroperasi delapan tahun," dia menuturkan.
Giling tebu perdana di Pabrik Gula Blora, Rabu kemarin. (rs-infoblora) |
Kamadjaya juga pernah ikut
menangangi revitalisasi pabrik gula Cepiring di Kabupaten Kendal pada
2008. Pabrik peninggalan pemerintah kolonial Belanda itu sudah beberapa
tahun mengkrak tidak beroperasi. Karena kebutuhan gula nasional yang
tinggi, beberapa pabrik gula di Jawa Tengah dihidupkan kembali.
Sejak
1870, seiring dengan pengenapan sistem hal sewa tanah untuk penggunaan
lahan selama 70 tahun, bermunculanlah pabrik gula di Indonesia yang
masih dijajah Belanda. Setidaknya ada 74 pabrik gula yang mayoritas
berada di Jawa. Setelah Indonesia merdeka, secara perlahan banyak pabrik
yang tutup.
Setelah era Reformasi, beberapa
pabrik berusaha dihidupkan kembali dengan masih menggunakan mesin lama.
Di Jawa Tengah ada 11 pabrik gula yang masih beroperasi. Dengan adanya
PT Gendhis Multi Manis, kini ada 12 pabrik yang beroperasi.
Keberadaan pabrik gula baru itu merupakan upaya yang keras dari Kamadjaya. "Pabrik
gula yang terakhir kali dibangun terjadi pada 1984. Kini, kami
membangun pabrik baru, tetapi tidak punya lahan tebu (hak guna usaha
tanah). Tebu berasal dari rakyat. Kedudukan kami dengan petani menjadi
sama," kata Kamadjaya.
"Saat itu, Pak Bibit
Waluyo (Gubernur Jawa Tengah periode 2008-2013) menantang saya apakah
bisa membangun pabrik yang bagus seperti Cepiring. Bersama Pak Bibit
saya ke Blora, kemudian memilih lokasi pabrik di sini," dia menuturkan.
Agar
pabrik itu bisa hidup terus, ia masuk ke komunitas penduduk lewat cara
kebudayaan. Kamadjaja menginginkan pabrik bersenyawa dengan petani.
"Saya bersenyawa dengan petani. Maksudnya, saya dan petani tebu satu
nyawa," ujar dia.
Disamping itu, selain PG Blora, nantinya akan ada dua pabrik gula milik swasta yang akan diresmikan menyusul. Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir menuturkan untuk mencapai swasembada 5,7 juta ton gula kristal putih, Indonesia revitalisasi 52 PG milik BUMN dan minimal 10 PG baru.
"PG Blora ini harus disambut dengan baik dan semoga memicu investor-investor lain untuk membangun PG baru. Karena ini hanya satu dari 10-15 PG baru yang dibutuhkan untuk mencapai swasembada gula," katanya di sela peresmian PG Blora, Rabu (4/6) kemarin.
Gamal mengatakan pendirian PG baru akan menggenjot efisiensi industri gula nasional yang saat ini berada pada kisaran 70% dengan tingkat rendemen 6%-7%. "Pabrik baru seperti PG Blora ini efisiensinya minimal 85%, kalau pabrik lama hanya 70%. Rendemen juga bisa 8% karena mesinnya baru," tuturnya.
Dalam waktu dekat, lanjut Gamal, setidaknya ada dua PG baru milik swasta yang akan diresmikan. Dua pabrik tersebut adalah milik PT Kebun Tebu Mas di Lamongan, Jawa Timur dan milik PT Adi Karya Gemilang di Lampung. "Kapasitasnya hampir sama dengan PG Blora sekitar 10.000 ton cane per day (TCD). Yang di Lamongan itu konsepnya juga plasma dengan petani lokal," ungkapnya.
Adapun rencana ekspansi lahan perkebunan tebu dan pendirian pabrik gula di Indonesia Timur, kata Gamal, masih menunggu peralihan status lahan dari hutan produksi yang dapat dikonversi menjadi hak guna usaha (HGU). "Di Indonesia Timur ada rencana pembangunan seperti di Sumba dan Merauke, tpai masih menunggu status lahan," imbuhnya.
Berdasarkan taksasi, produksi gula nasional pada 2014 mencapai 2,9 juta ton GKP. Namun, proyeksi tersebut masih perlu dievaluasi mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu. (rs-infoblora)
Sumber: http://www.infoblora.com/2014/06/pabrik-gula-blora-mulai-beroperasi.html
ADA "GAENAH” DI PABRIK GULA PT GMM
Kemarin, persiapan tengah dilakukan oleh panitia, bahkan suguhan kesenian Tari Gaenah binanan dari Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) Blora dipentaskan untuk memeriahkan dan sebagai hiburan penyambutan/ suguhan para tamu undangan.
“Kami sudah melakukan persiapan untuk pementasan kesenian Barongan dan Tari Gaenah untuk dipersembahkan pada acara peresmian pabrik Gula PT. GMM. Ada tujuh personil seniman tari Gaenah yang akan pentas, durasinya kurang lebih lima menit,” kata Kepala DPPKKI Blora H. Slamet Pamudji, SH. M.Hum melalui Kepala Bidang Kebudayaan, Suntoyo, S.Kar, Rabu pagi (04/06).
Diperoleh informasi lainnya, seniman dan budayawan kondang dari kota gudeg Yoyakarta, yakni, dua bersaudara, Butet Kertarajasa dan musisi Djaduk Ferianto (putra almarhum seniman Bagong Kusudihardjo, Red) juga akan manggung unjuk karya di tengah megahnya pabrik gula PT GMM hari ini.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (HUMAS) PT GMM, Wahyu Agus Siswoyo, mengatakan PG Blora sudah siap melakukan pengilingan tebu dari tebu yang di tanam petani Blora sendiri.
"Sebenarnya mulai 21 Mei lalu sudah melakukan uji coba pengilingan dari tebu yang ada di Blora," ungkap Kepala Humas PT GMM Wahyu Agus Siswoyo kepada wartawan.
Dikatakannya, sejauh ini uji coba pengilingan dengan tebu berjalan lancar. Selain itu sejumlah tenaga kerja juga sudah siap sejak lama. Para tenaga kerja yang ada saat ini mayoritas adalah masyarakat Blora.
Untuk menyambut peresmian pabrik gula baru pertama setelah 30 tahun itu, berbagai kegiatan pendukung akan diadakan di sekitar lokasi PG Blora Desa Tinapan Kecamatan Todanan Blora, di antaranya adalah adanya pasar rakyat dan pesta rakyat yang akan dimulai nanti pada tanggal 4-11 Juni 2014.
"Sebelumnya akan ada finising seni mural di dinding gudang PG Blora yang akan dilakukan oleh atlet pendaki Sabar Gorky pada 3 Juni," jelasnya.
Sabar Gorky lanjutnya akan menyelesaiakan lukisan mural yang sudah ada sehingga mural selesai. Tema yang diusung dalam seni mural itu mengangkat tokoh lokal Blora Samin Surosentiko serta ornamen tanaman tebu dan juga adanya tulisan "Demen Becik Seger Waras" yang mana merupakan falsafah hidup sedulur sikep Samin yang ada di Blora.
Wahyu menambahkan saat peresmian juga diadakan kirab arak-arakan tebu yang dilakukan oleh petani tebu Blora, peralatan pertanian dan pertunjukan budaya lokal tradisional khas Blora.
Diantaranya, seni Barongan, Tayub, Wayang Kulit, panggung musik, hingga ritual ambengan yang menjadi tradisi warga setempat.
Juga akan ada arak-arakan dari Sedulur Sikep Blora yang menganut prinsip; demen, becik, rukun, seger, waras, dan memuat simbol petani tebu Kabupaten Blora. Salah satunya adalah pembuatan replika tebu berjumlah 16 seperti jumlah kecamatan di Blora.
Informasi dari bagian humas dan protokol Setda Blora, undangan peresmian PT. GMM berlangsung pukul 14. 30 WIB hari ini. (DPPKKI Blora)
Sumber: http://www.blorakab.go.id/modules/news/fullnews.php?fn_id=804
PT. GMM Berkomitmen Menjadi Pabrik Gula Berbasis Tebu
Blora,
InfoPublik - Presiden Direktur PT. Gendhis Multi Manis (GMM) Ir.
Kamadjaya kembali tegaskan komitmennya menjadikan PT. GMM menjadi pabrik
gula berbasis tebu. Pernyataan Kamadjaya ini seolah menjawab keraguan
dari beberapa pihak, yang meragukan komitmen PT. GMM yang berpihak
kepada petani.
Hal
itu disampaikan Kamadjaya saat peresmian pabrik gula PT. GMM desa
Tinapan Kecamatan Todanan, Rabu (4/6). Kamadjaya menegaskan bahwa PT.
GMM tidak akan menanam tebu, melainkan membeli tebu milik rakyat.
“PT. GMM menanam tebu hanya untuk pembibitan. Konsep PT. GMM seratus persen plasma,” tegasnya.
Pernyataan
Kamadjaya mendapat sambutan positif dari Ketua Komisi IV DPR RI, M.
Romahurmuziy, ST MT. Dirinya mengatakan, berdirinya pabrik gula bebasis
tebu sudah dinanti-nantikan petani tebu. Komisi IV DPR RI mendukung
penuh langkah PT. GMM menjadi pabrik gula yang berbasis tebu, karena
Komisi IV DPR RI yang dipimpinnya selama ini terus mendorong berdirinya
pabrik gula berbasis tebu.
Romahurmuziy
mengungkapkan, selama ini pabrik gula berbasis tebu tertatih-tatih,
sehingga petani tebu tertekan. Bedirinya PT. GMM menurutnya, akan
menjadi penyemangat dan pendorong berdirinya pabrik gula baru. Komisi IV
DPR RI yang dipimpinnya, lanjutnya akan terus mendorong berdirinya 10
sampai 15 pabrik gula baru dengan kapasitas 10 ribu hingga 12 ribu TCD.
Menurutnya,
dengan berdirinya pabrik gula berbasis tebu, impian swasembada gula
bukan hanya rencana strategis saja, namun betul-betul membangun
kemandirian nasional.
“PT.
GMM melahirkan langkah besar dalam melawan serangan gula import atau
gula rafinasi. Semoga langkah Bapak Kamadjaya diikuti investor-investor
lainnya,” harapnya.
Wakil
Bupati Blora Abu Nafi’ mengatakan bahwa berdirinya PT GMM merupakan
impian warga masyarakat Blora. “Impian yang hari ini terwujud, impian
masa depan Kabupaten Blora,” katanya.
Peresmian
PT. GMM dihadiri para mantan Gubernur Jawa Tengah, antara lain:
Mardiyanto, Ali Mufidz, dan Bibit Waluyo, mantan Ketua Umum Pengurus
Pusat Muhammadiyah Syafi'i Ma'arif, Muspida Kab. Blora, para Kepala
Dinas dan Camat se-Kab. Blora. Hadir pula seniman kondang Butet
Kartaredjasa dan Djaduk Ferianto. (Ahmad/Kus)
Sumber: http://www.infopublik.org/read/79950/pt.-gmm-berkomitmen-menjadi-pabrik-gula-berbasis-tebu.html