Plantation Team

Kami siap menyongsong swasembada Gula Nasional

Pembangunan Pabrik PT. GMM-Blora

Pembangunan pabrik PT. GMM Blora didirikan sejak tahun 2012 sebagai sumbangsih kami pada SWASEMBADA gula Nasional

PT. Gendhis Multi Manis (GMM) Blora

Sumbangsih Kami pada Swasembada Gula Nasional

Kerjasama BRI dan PT. GMM dalam bentuk program KKPE-BRI

Terima kasih kepada BRI atas kepercayaan dan pelayanan yang tulus kepada PT. GMM dan para petani plasma-nya

Single Bud Planting menggunakan Polybag

PG Blora mempersiapkan 1.500.000 bibit tebu unggul dengan sistem Single Bud Planting (SBP)

Kamis, 27 Maret 2014

PG Blora Siapkan 1.500.000 Bibit Tebu Unggul Single Bud Planting



Blora, 20 Maret 2014 – Sehubungan dengan program swasembada gula nasional 2014 untuk memenuhi kebutuhan gula di indonesia, PG Blora dalam hal ini telah mempersiapkan 1.500.000 bibit tebu unggul dengan sistem Single Bud Planting (SBP), yang dikenal dengan metode Bud Chips. Bibit tebu unggul ini nantinya akan ditanam dilahan Kebun Bibit Datar (KBD) di Kabupaten Blora.

Program SBP ini merupakan kerjasama dari Dinas Perkebunan Jawa Tengah dan Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR) Jawa Tengah dengan semua PG se-Jawa Tengah. Adapun penyediaan bibit SBP ini dari Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI).

Metode Bud Chips adalah teknologi percepatan pembibitan tebu dengan satu mata tunas yang diambil dari bibit tebu. Metode Bud Chips ini sangat banyak manfaatnya dibanding tanaman tebu konvensional. Kelebihan Bud Chips ini adalah presentase bibit tebu yang hidup lebih besar dan relatif  kecil gagalnya, jumlah anakan lebih banyak, dan tinggi tanaman seragam.

Pembibitan tanaman tebu SBP ini dilakukan pada bulan Maret 2014 di PG Blora dan nantinya akan ditanam dilahan KBD pada bulan Mei 2014, pada bulan Oktober 2014 ditanam di lahan Kebun Tebu Giling (KTG) Pola II pada masa tanam 2014/2015.

“Program SBP ini merupakan bibit tanaman tebu unggulan, banyak manfaat dari  budidaya bibit ini. PG Blora, Dinas Perkebunan Blora, dan KPTR Jateng  sebagai tim teknis, PT. GMM siap untuk mendampingi proses pembuatan bibit ini sampai selesai di tanam dilahan KBD hingga sampai KTG” Kata Wahyuningsih Bagian Tanaman, PT. GMM.

“Besar harapan dari bibit SBP ini bisa menghasilkan jenis tebu yang berkualitas baik sehingga bisa meningkatkan produksi tebu dan tentunya menghasilkan rendemen yang optimal”, tambah Wahyu.
PG Blora selama menjalankan proses pembibitan SBP ini dibantu oleh tenaga kerja yang dekat dengan ring 1 pabrik, dengan merekrut sekitar 200 tenaga kerja, diantaranya desa Tinapan, Kedungwaru, Kedungwungu, dan lainnya.

“ini juga menjadi langkah nyata PG Blora dalam memprioritaskan tenaga kerja dilingkungan sekitar pabrik. Semoga dengan dibantu tenaga kerja sekitar PG Blora ini bisa menambah penghasilan ekonomi mereka dan terjalin kerjasama saling menguntungkan antara PG Blora dan warga sekitar”, kata Wahyu Agus Siswoyo selaku Humas PT. GMM.

Standard Operating Procedure (SOP) Pembibitan SIngle Bud Planting, PG. GMM-Blora


Persiapan Media Tanam
Komposisi media tanam menggunakan pasir, tanah, dan pupuk kandang yang telah matang.

Media tanam sebelum dimasukkan kedalam polibag harus disaring terlebih dahulu untuk memisahkan batu kerikil dan kotoran lainnya. 

Ketiga media tanam dicampur dengan perbandingan 1:1:1 dan dicampur hingga merata.

Media tanam yang telah tercampur dimasukkan ke dalam polibag ukuran 12 x 12 cm2 dan 12 x 15 cm2.


Persiapan Bahan Tanam (Budchips dan Budset)

Persiapkan bibit yang telah disertifikasi (KBP dan KBI).

Bibit tebu dikletek hingga bersih dan mata tebu terliat serta tidak rusak.

Bibit tebu yang sudah dikletek harus diseleksi untuk menjaga kemurniannya dan disortasi untuk menghindari tercampurnya bibit dan rusak pada mata tebu.

Bibit yang sudah dikletek diambil mata tumbuhnya dengan cara dibor dengan diameter 2-3 cm, serta dapat juga dengan cara dipotong menggunakan parang diatas dan dibawah mata tumbuhnya sehingga posisi mata tebu berada ditengah.

Saat pemotongan mata tebu Budset dan Budchips alat dicelupkan dicairan Desinfektan untuk menghindari bakteri yang menempel pada alat pemotong.

Bibit dipotong menjadi 3 bagian (pucuk, tengah, dan bawah/pangkal) dan dipisahkan untuk mempermudah sortasi.

Bibit yang telah dibor dikumpulkan dan dimasukkan ke jaring-jaring atau karung yang berongga.

Setelah mata tebu terkumpul dan dimasukkan ke jaring-jaring dimasukkan kedalam HWT (HoWater Treatment) dengan suhu 50-51oC (Indikator suhu menggunakan termometer) selama 30 menit. 

Setelah direndam di HWT mata tebu direndam dilarutan insektisida (Seed Treatment Insektisida) selama 10 menit.

Setelah tahap Seed Treatment Insektisida selanjutnya mata bibit kembali direndam dalam larutan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) + Fungisida (Atonik) selama 10 menit.

Setelah itu mata tebu ditiriskan dan mata tebu siap untuk ditanam.


Penanaman Bibit (Budchips dan Budset)

Sebelum penanaman bahan tanam disiram hingga bahan tanam jenuh air. 

Setelah bahan tanam disiram, bibit ditanam dengan mengarahkan mata bibit menghadap keatas  dan ditekan hingga menyatu dengan media tanam.

Setelah bibit ditanam dan menyatu dengan permukaan tanah, ditabur dengan sedikit campuran sekam dan tanah. 


editor: Rizal Mahdi (PT. GMM Blora)

Kamis, 20 Maret 2014

Visi dan Misi Plantation-GMM

Visi Plantation - GMM:
Menjadi tonggak utama dalam keberhasilan PT. Gendhis Multi Manis (GMM)



Misi Plantation - GMM:
  1. Mendukung program perusahaan dalam upaya mencapai swasembada gula nasional
  2. Membina petani tebu untuk bekerjasama dengan PT. GMM
  3. Menjadikan Divisi Plantation sebagai Divisi yang terbaik di PT. GMM
  4. Meningkatkan kesejahteraan petani tebu

KKPE Tebu



Kredit ketahanan Pangan & Energi (KKPE) - Tebu adalah Kredit Modal Kerja yang diberikan kepada petani peserta untuk keperluan pengembangan budidaya tebu, melalui kelompok tani atau koperasi yang bermitra dengan Mitra Usaha / PG (Pabrik Gula).

KETENTUAN

  • Petani
    • Menjadi anggota Kelompok Tani / Koperasi.
    • Menggarap lahan sendiri atau petani penggarap.
    • Bila petani penggarap, disertai surat keterangan pemilik lahan yang diketahui Kepala Desa.
    • Luas lahan maksimal 4 (empat) Ha dan tidak melebihi plafond kredit Rp. 50 juta per individu.
    • Berusia diatas 21 th atau sdh menikah.
    • Menjadi binaan koperasi / perusahaan mitra / instansi terkait.
  • Kelompok Tani
    • Mempunyai anggota yang melaksanakan usaha/ budidaya yang dapat dibiayai dengan KKP-E.
    • Kelompok Tani telah terdaftar pada dinas teknis setempat.
    • Mempunyai organisasi dengan pengurus yang aktif, paling kurang Ketua, Sekretaris dan Bendahara.
    • Mempunyai aturan kelompok yang disepakati oleh seluruh anggota.
    • Kelompok Tani harus memiliki rekening simpanan di BRI.
    • Kelompok Tani telah mengadakan Perjanjian Kerjasama dengan Mitra Usaha / Pabrik Gula (PG).
  • Koperasi
    • Koperasi Primer sudah berbadan hukum (Akta Pendirian & Perubahannya).
    • Memiliki perijinan yang diperlukan, legalitas dan usaha di sektor pertanian.
      • SIUP
      • TDP
      • NPWP dll.
    • Memiliki pengurus yang aktif.
    • Memiliki anggota yang terdiri dari petani yang berusaha dalam budidaya yang dapat dibiayai KKP-E.
    • Koperasi harus memiliki rekening simpanan di BRI.
    • Koperasi telah mengadakan Perjanjian Kerjasama dengan Mitra Usaha / Pabrik Gula (PG).
  • Mitra Usaha
    • Berbadan Hukum & memiliki usaha terkait dengan budidaya tebu dan atau dibidang pengolahan tebu atau untuk industri bahan bakar nabati.
    • Bermitra dengan Kelompok Tani / Koperasi.
    • Bertindak sebagai penjamin pasar tebu petani / Kelompok tani / koperasi sesuai kesepakatan.
    • Telah memiliki perjanjian kerjasama dengan kelompok tani / koperasi yang mewakili petani peserta.
    • Bertindak sebagai penjamin kredit / Avalis.

PERSYARATAN

  • Kredit
    • Kebutuhan indikatif KKP-E per Ha maksimal Rp 18 juta (sesuai ketentuan Deptan yang berlaku).
    • Suku bunga *)
      • Suku Bunga : LPS + 5%; beban petani 7 %; subsidi 5%.
    • Agunan
      • Agunan pokok
        Fiducia atas kegiatan usaha yang dibiayai seperti hasil gula atau tebu milik petani sesuai penyerahan hasil tebu yang berlaku di Mitra Usaha / Pabrik Gula (PG).
      • Agunan tambahan
        Penjaminan oleh Mitra Usaha / Pabrik Gula (PG) sebagai Avalis dalam bentuk Corporate Guarantee.
      *) dapat berubah sesuai ketentuan yang terbaru.

Plantation Staff:

Manager Plantation:
Wahyuningsih, SP.

Sinder Kebun Wilayah (SKW) : 
1. Tonny Widagdo, SP.
2. Adi Firmanto, SP
3. Agung Dwi Wibowo, SP.
4. Hari Purwantoro, SP.
5. Rizal Mahdi Kurniawan, SP
6. Badawi, SP.

  Staf Ahli:


1. Slamet Prakoso, SP.

 2. Moh. Alfin Mashykur
3. Yohanes Susanto
4. Zainul Aminin, ST.
5. Toni Sugihartono, SE.

Mandor Kebun:
Under Tonny Widagdo, SP. :

1. Agus Sugeng Riyadi

2. Ahmad Yusuf. Irfai
3. Partono
4. Muhammad Ali Syaifudin

5. Yatmin

Under Adi Firmanto, SP.:
1. Suyana
2. Agung Nugroho

Under Agung Dwi Wibowo, SP:
1. Eko Suyanto
2. Suwanto

Under  Hari Purwantoro, SP. :
1. Priyanto
2. Abdul Muis
3. Rudi Setyawan
Teknisi ALSINTAN:
1. Khoirun Sodik
2. Tri Yulianto

Sekretaris Plantation :
Tety Lia Ernawati
Admin Blog:
Rizal Mahdi K, SP

Pabrik Gula Gendhis Multi Manis Blora Segera Beroperasi

Pabrik Gula Gendhis Multi Manis (GMM) Blora.
Pabrik Gula Gendhis Multi Manis (GMM) Blora.

BLORA (BanyumasNews.Com) – Uji coba penggilingan yang akan dilakukan di Pabrik Gula Gendhis Multi Manis (GMM) Blora, diharap dilakukan dengan menggiling gula tebu, bukan menggiling gula rafinasi maupun gula mentah impor. Hal tersebut sekaligus sebagai penguat komitmen pengelola pabrik gula, untuk lebih mengutamakan penggilingan tebu petani.
“Saya tidak mau petani dipermainkan dengan cara yang tidak sesuai. Saya mau yang digiling tebu petani. Saya mau mengukur kadar keberpihakan terhadap petani. Saya tidak mau petani dirugikan lagi, yang nanti pasti marahnya sama saya,” tegas Gubernur Jawa Tengah, H Ganjar Pranowo SH, saat Peresmian Jembatan Timbang PG GMM, Waduk Gendhis Tirta Mulya, serta Temu Wicara dengan Petani Tebu Kabupaten Blora,  yang berlangsung di Pabrik Gula GMM Kabupaten Blora, Kamis (9/1).

Diakui, kondisi gula Indonesia dari tahun ke tahun cenderung menurun. Namun, sejumlah upaya dilakukan untuk membangkitkan produksi gula, khususnya di Jawa Tengah. Dan upaya itu pun berhasil, dengan capaian swasembada gula Jawa Tengah pada 2013. Bahkan, mampu surplus 2.819 ton gula. Beroperasinya pabrik gula di Blora diharapkan menjadi rintisan kebangkitan gula di Indonesia.
“Tapi, janji untuk bersenyawa dengan petani harus ditepati. Jangan sampai nanti tebu petani tidak ditampa (diterima) karena rendemennya jelek. Tidak hanya cukup menyuplai kepada pabrik terus digiling, tapi pabrik juga harus membina agar kualitas tebu sesuai dengan spech Pabrik Gula,” kata Ganjar.

Untuk itu, Gubernur bersama jajarannya dan pemerintah kabupaten akan terus melakukan pengecekan di lapangan. Prinsipnya, keberadaan pabik haris dapat memberikan kemakmuran untuk masyarakat. Namun, jika nantinya masyarakat sudah mendapat kenikmatan, mereka juga diminta tidak menuntut yang berlebihan, melainkan sewajarnya saja.

Senada dengan Gubernur, Bupati Blora, Djoko Nugroho, juga berharap keberadaan pabrik gula akan meningkatkan perekonomian masyarakat, dan menyejahterakan petani. Apalagi, di Blora terdapat 3.800 hektare lahan tebu, dengan tenaga kerja di dalam lahan sekitar 40-50 ribu orang petani.
Sementara itu, Presiden Direktur PG GMM, Ir Kamajaya, menyatakan, pihaknya akan lebih mengutamakan menggiling gula tebu milik rakyat. Bahkan, dia berjanji tidak hanya akan bersatu dengan petani, melainkan akan bersenyawa, dengan kata lain pihaknya dan petani menjadi satu nyawa. Namun, di luar giling tebu, pihaknya juga akan menggiling gula mentah untuk mengisi idle capacity.

Komitmen kebersamaan dengan petani dituangkan dengan dibuatnya naskah kerja sama yang akan menerima produk petani dengan rendemen minimal delapan persen. Hal itu dinilai rasional mengingat sejarah tebu petani di Indonesia bisa berkisar antara 12-14 persen.
“Untuk awal-awal ini, produksi petani mungkin masih belum begitu bagus. Karenanya, kami akan tetap terima tebu petani dengan rendemen kurang dari delapan persen, dan akan tetap kami bayar seperti rendemen delapan persen. Tapi, kalau rendemennya lebih dari itu, kami akan bayar lebih,” beber Kamajaya.
Dibangunnya waduk di kawasan pabrik juga merupakan bentuk perhatian kepada petani, mengingat wilayah Blora merupakan daerah sulit air. Sementara, untuk memperoleh hasil yang baik, tanaman tebu membutuhkan air lebih banyak. Waduk Gendhis Tirta Mulya itu memiliki kapasitas 150 ribu meter kubik, dan nantinya air akan didistribusikan melalui saluran irigasi yang sudah ada. Sementara, jembatan timbang dibangun agar pengukuran tebu yang disalurkan ke pabrik tebu, dapat lebih transparan. Jadi, sebelum disetor, truk beserta muatannya akan ditimbang. Setelah bongkar muatan, truk dalam keadaan kosong ditimbang ulang. Selisihnya merupakan berat tebu yang disetor. Dalam hal ini, pengemudi truk akan mendapatkan struk dari petugas.

“Selama musim giling, petani juga diperbolehkan menaruh orangnya di pabrik, untuk ikut mengawasi. Mulai dari penimbangan, pengukuran rendemen, dan sebagainya. Itu juga merupakan salah satu keterbukaan kami,” tandas dia. (BNC/*)

Sumber: http://banyumasnews.com/77550/pabrik-gula-gendhis-multi-manis-blora-segera-beroperasi/

Pembibitan Tebu Single Bud Planting


Plantation GMM

 

Dengan komitmen menjadikan budidaya tebu sebagai tulang punggung industri gula di Blora, GMM diperkuat oleh tim tanaman dengan kombinasi tim operasional generasi muda dan para ahli yang telah berpengalaman, menciptakan tim yang lengkap wawasan dan dinamis.

Pabrik Gula GMM Beroperasi Mulai 2014

Pabrik gula, ilustrasi
Pabrik gula, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,BLORA--Kementerian Perdagangan tengah menantikan beroperasinya Pabrik Gula Gendis Multi Manis (GMM) dan diharapkan mampu menghasilkan produk gula kualitas tinggi dari satu-satunya pabrik yang dibangun setelah kurun waktu 50 tahun.

"Saya ingin benar-benar memastikan pabrik gula tersebut selesai, masyarakat Blora pada khususnya akan diuntungkan dengan adanya pabrik baru yang menghabiskan biaya investasi sebesar Rp1,7 triliun itu," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, saat meninjau pabrik gula Gendis Multi Manis dan berdialog dengan petani tebu di Kecamatan Todanan, Blora, Jawa Tengah, Minggu.

Bayu mengatakan, pabrik dengan investasi senilai Rp1,7 triliun tersebut merupakan pabrik pertama yang dibangun setelah 50 tahun tidak adanya pembangunan pabrik gula baru di Indonesia, oleh karena itu jika pembangunan tersebut berhasil maka akan menjadi harapan untuk pembangunan pabrik gula di wilayah lainnya.

"Pabrik ini akan memberikan jaminan rendemen delapan persen. Banyak sekali yang kita pertaruhkan apabila kita tidak bisa selesaikan pabrik tersebut," ujar Bayu.

Bayu menambahkan, jika pembangunan PG Blora tersebut berhasil, maka rencana pembangunan pabrik di daerah lain maka diharapkan bisa terealisasi."Saya akan lebih sering untuk melakukan komunikasi terkait penyelesaian pabrik ini, karena ini bukan hanya harapan untuk Blora, tapi juga di tempat lainnya di Indonesia," kata Bayu.

Bayu menjelaskan, masyarakat Indonesia sangat membutuhkan gula dan sesungguhnya pihaknya tidak menginginkan adanya importasi gula ke Indonesia. "Kita terpaksa melakukannya karena kurang, produksi kita baru sebesar 2,5 juta ton, yang bisa naik menjadi 2,7 juta ton, namun turun lagi menjadi 2,3 juta ton padahal kebutuhan mencapai lima juta ton," ujar Bayu.

Bayu mengatakan, kualitas dari pabrik baru tersebut bukan hanya diharapkan pada tingginya angka produksi, namun juga terkait dengan kualitas gula baik tinggi maupun biasa saja yang belum mampu dihasilkan oleh pabrik lain di Indonesia.

"Ini pabrik gula berbasis tebu yang harus memperhatikan kualitas gulanya, pada tahap produksi awal akan menyerap 4.000 TCD dan harus meningkat nantinya menjadi 10.000 TCD. Saya berharap pabrik ini bisa menjadi yang terbaik," kata Bayu.

Pabrik yang dibangun di Desa Tinapan tersebut memilki luas areal sebesar 3,7 hektar dan memiliki keunggulan berupa efisiensi mencapai 85 persen sementara pabrik lain hanya 75 persen. Hingga Desember 2013, pembangunan pabrik tersebut sudah mencapai 85 persen dan diharapkan akan mulai beroperasi pada tahun 2014 mendatang.

Sumber: http://www.republika.co.id

Rabu, 19 Maret 2014

Pembangunan Pabrik PT. GMM Blora


TIM Plantation GMM-Blora


Manager Plantation:
Wahyuningsih, SP.

Sinder Kebun Wilayah (SKW) :
1. Tonny Widagdo, SP.
2. Adi Firmanto, SP
3. Agung Dwi Wibowo, SP.
4. Hari Purwanto, SP.
5. Rizal Mahdi Kurniawan, SP.
6. Badawi, SP. 


  Staf Ahli:
1. Slamet Prakoso, SP.
2. Moh. Alfin Masykur, S.IP
3. Yohanes Susanto, SS.
4. Zainul Aminin, ST.
5. Toni Sugihartono, SE.


Mandor Kebun:
Under Tonny Widagdo, SP. :
1. Agus Sugeng Riyadi
2. Ahmad Yusuf. Irfai
3. Partono
4. Muhammad Ali Syaifudin
5. Yatmin

Under Adi Firmanto, SP.:
1. Suyana
2. Agung Nugroho

Under Agung Dwi Wibowo, SP:
1. Eko Suyanto
2. Suwanto

Under  Hari Purwanto, SP. :
1. Priyanto
2. Abdul Muis
3. Rudi Setyawan

Teknisi ALSINTAN:
1. Khoirun Sodik
2. Tri Yulianto

Sekretaris dan Receptionis:
- Tety Lia Ernawati
  
Admin:
Rizal Mahdi K, SP

PG. Gendhis Multi Manis (GMM)