Kamis, 20 Maret 2014

Pabrik Gula GMM Beroperasi Mulai 2014

Pabrik gula, ilustrasi
Pabrik gula, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,BLORA--Kementerian Perdagangan tengah menantikan beroperasinya Pabrik Gula Gendis Multi Manis (GMM) dan diharapkan mampu menghasilkan produk gula kualitas tinggi dari satu-satunya pabrik yang dibangun setelah kurun waktu 50 tahun.

"Saya ingin benar-benar memastikan pabrik gula tersebut selesai, masyarakat Blora pada khususnya akan diuntungkan dengan adanya pabrik baru yang menghabiskan biaya investasi sebesar Rp1,7 triliun itu," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, saat meninjau pabrik gula Gendis Multi Manis dan berdialog dengan petani tebu di Kecamatan Todanan, Blora, Jawa Tengah, Minggu.

Bayu mengatakan, pabrik dengan investasi senilai Rp1,7 triliun tersebut merupakan pabrik pertama yang dibangun setelah 50 tahun tidak adanya pembangunan pabrik gula baru di Indonesia, oleh karena itu jika pembangunan tersebut berhasil maka akan menjadi harapan untuk pembangunan pabrik gula di wilayah lainnya.

"Pabrik ini akan memberikan jaminan rendemen delapan persen. Banyak sekali yang kita pertaruhkan apabila kita tidak bisa selesaikan pabrik tersebut," ujar Bayu.

Bayu menambahkan, jika pembangunan PG Blora tersebut berhasil, maka rencana pembangunan pabrik di daerah lain maka diharapkan bisa terealisasi."Saya akan lebih sering untuk melakukan komunikasi terkait penyelesaian pabrik ini, karena ini bukan hanya harapan untuk Blora, tapi juga di tempat lainnya di Indonesia," kata Bayu.

Bayu menjelaskan, masyarakat Indonesia sangat membutuhkan gula dan sesungguhnya pihaknya tidak menginginkan adanya importasi gula ke Indonesia. "Kita terpaksa melakukannya karena kurang, produksi kita baru sebesar 2,5 juta ton, yang bisa naik menjadi 2,7 juta ton, namun turun lagi menjadi 2,3 juta ton padahal kebutuhan mencapai lima juta ton," ujar Bayu.

Bayu mengatakan, kualitas dari pabrik baru tersebut bukan hanya diharapkan pada tingginya angka produksi, namun juga terkait dengan kualitas gula baik tinggi maupun biasa saja yang belum mampu dihasilkan oleh pabrik lain di Indonesia.

"Ini pabrik gula berbasis tebu yang harus memperhatikan kualitas gulanya, pada tahap produksi awal akan menyerap 4.000 TCD dan harus meningkat nantinya menjadi 10.000 TCD. Saya berharap pabrik ini bisa menjadi yang terbaik," kata Bayu.

Pabrik yang dibangun di Desa Tinapan tersebut memilki luas areal sebesar 3,7 hektar dan memiliki keunggulan berupa efisiensi mencapai 85 persen sementara pabrik lain hanya 75 persen. Hingga Desember 2013, pembangunan pabrik tersebut sudah mencapai 85 persen dan diharapkan akan mulai beroperasi pada tahun 2014 mendatang.

Sumber: http://www.republika.co.id

1 komentar:

  1. Mohon dibenahi taman sekitar pabrik termasuk gedung gedung yang memiliki sejarah...tolong pengiapan untuk diklat juga dibenahi sehingga layak untuk digunakan

    BalasHapus