Dalam
rangka akselerasi peningkatan produksi gula nasional, pemerintah
melakukan upaya-upaya antara lain dengan kegiatan bongkar ratoon,
penggunaan varietas unggul baru dan penggunaan benih yang sehat dan
bermutu. Tantangan dan hambatan dalam penyediaan benih varietas unggul
maupun benih yang sehat dan bermutu tersebut antara lain faktor waktu,
benih yang tersedia terbatas serta adanya penyakit pembuluh RSD yang
cukup tinggi.
RSD (Ratoon Stunting Disease) telah tersebar di seluruh pertanaman tebu di Indonesia, prosentase serangan berkisar 10 – 100 % dengan prosentase kerugian sebesar 10 % atau lebih pada lahan sawah dan dapat mencapai 50 % pada lahan kering. Perbandingan lahan sawah dan lahan kering di Indonesia saat ini adalah 20 : 80. Kondisi ini akan mengakibatkan peningkatan serangan RSD di Indonesia.
Salah
satu upaya untuk memperkecil pengaruh RSD terhadap produktivitas tebu
adalah dengan penyediaan bibit sehat melalui perawatan air panas (hot
water treatment = HWT) (Bailay and McFarlene dalam Winarsih dan
Sugiyarta, 2009).
Zaki Ismail Fahmi (PBT Ahli)
Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan
Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan
0 komentar:
Posting Komentar